Sabtu, 29 Mei 2010

Siasati Kebiasaan Buruk Pasangan Tanpa Konflik Berkepanjangan

Beberapa konflik dalam berumah tangga memang terkadang tak mudah untuk diselesaikan dalam jangka waktu singkat. Terutama bila itu sudah menyangkut kebiasaan buruk yang pastinya ada dalam diri setiap manusia. Lalu bagaimana caranya menyingkapi kebiasaan buruk pasangan agar terhindar dari konflik jangka panjang?

Jangan korbankan kebahagian rumahtangga Anda hanya karena masalah-masalah kecil. Anda mungkin merasa terganggu dengan kebiasaan buruk pasangan seperti enggan mengganti kaus kaki meski sudah kotor, ceroboh, pelupa, suka menaruh baju kotor sembarangan. Namun, jangan jadikan itu sebagai sumber ketidakbahagiaan. Anda tidak perlu mengamuk karenanya.

Anda dan suami adalah dua orang yang berbeda. Anda tidak akan mampu mengubahnya, yang dapat Anda lakukan hanyalah mencoba berkompromi dengan segala kekurangannya. Sejak Anda memutuskan menikah, bukankah Anda sudah mempertimbangkan masak-masak, dan mengenal betul siapa dia. Saat Anda melihat kekurangannya, cobalah lihat juga diri Anda, apakah Anda benar-benar sempurna?

Masalah tak pernah lepas dari kehidupan rumahtangga. Konflik dalam rumahtangga bisa berasal dari luar maupun dari Anda berdua sendiri. Asalkan masih dalam dosis normal, tak perlu terlalu risau memikirkannya. Yang perlu Anda lakukan adalah membicarakan, mendiskusikan dengan pasangan, dan mencari jalan keluar.

Masalah kadang datang bertubi-tubi, namun tidak mudah menyelesaikannya begitu saja. Biasakan menyelesaikan masalah secara bertahap dan tuntas. Jangan terburu-buru. Berikut beberapa langkah penyelesaian konflik dalam berumahtangga:

1. Jangan menuduh siapapun.

2. Jelaskan masalah secara rinci dan objektif. Sekali lagi, tanpa tuduhan atau prasangka.

3. Utarakan apa yang Anda rasakan, bukan penilaian Anda terhadap sesuatu. Misalnya, lebih baik mengatakan, "Aku merasa terganggu jika kamu selalu menaruh barang-barangmu sembarangan" daripada, "Oh, kamu memang jorok".

4. Tetap bersikap tenang. Jika Anda terbawa emosi, atur nafas dan beristirahatlah sejenak. Jangan terlalu lama, karena permasalahan akan semakin rumit dan Anda akan lupa apa sebenarnya permasalahan yang akan Anda bahas.

5. Cari waktu yang tepat. Jangan berdiskusi saat pasangan merasa lelah, lapar, saat ada orang lain, atau saat sedang sibuk dikejar deadline.

6. Lihat permasalahan dari sudut pandangnya, karena penilaian atas segala masalah bisa berbeda tergantung dari gender, agama, ras, dan latar belakang pendidikan atau masa lalu.

7. Usahakan berkompromi, karena ini menyangkut kepentingan jangka panjang, kepentingan Anda berdua dan keluarga.

8. Ada satu resep tambahan yang akan membuat diskusi lebih lancar. Saat sedang berdiskusi, Anda atau pasangan mungkin menunjukkan rasa ketidaksenangan dengan menatap langit-langit, melirik ke sana-kemari, mencibir, dan lainnya. Untuk menghindarinya, berdiskusilah via telepon, sehingga Anda tidak mengetahui respons fisik yang kadang akan mengganggu diskusi

sumber: astaga.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar